Model pengelolaan monyet ekor panjang
Beberapa bulan terakhir saya banyak beraktifitas dengan salah satu jenis monyet yang paling umum di jumpai di manapun, Macaca fascicularis,
si monyet ekor panjang. Sudah sejak 5000 tahun yang lalu sebenarnya kita sudah hidup berdampingan dengan monyet ini, menyebar di seluruh asia tenggara (Fooden,1995). pertama yang adalah di semarang, di goa kreo, dimana disana ada populasi
monyet yang memang dari dulu sudah menjadi ikon wisata di kota semarang.
Karena ada pembangunan dam jatibarang, monyet-monyet ini sepertinya
juga ikut merasakan perubahan habitat yang terjadi disana. Sempat juga
ikut dalam diskusi yang di adakan di taman nasional merbabu, tentang
penanggulangan gangguan serangan monyet ekor panjang. Yang masih
anget-anget juga adalah bersama dengan kelompok studi primata
yogyakarta, difakultas kehutanan kita menggelar seminar nasional untuk
monyet ekor panjang, dan yang terbaru, selesai beberapa hari ini,
bersama dengan teman-teman bksda jateng melakukan monitoring monyet ekor
panjang di TWA grojogan sewu, Tawang mangu jawa tengah.
Dari
beberapa kegiatan ini, sangat banyak pengalaman dan pelajaran berharga
tentang monyet ekor panjang, bagaimana membina hubungan komensalisme yang saling menguntungkan, konflik, budidaya, studi perilaku sosial, urban monkey, agricultural monkey dan lain
sebagainya. Dari semua kegiatan tersebut diatas, satu hal yang mendasari
semua permasalah dengan monyet itu adalah tidak adanya tujuan strategis
pengelolaan monyet ekorpanjang itu sendiri, dan spertinya ini juga
tergantung dari tiap-tiap lokasi atau habitat monyet ekor panjang, dan
juga dengan segala potensi yang ada. Model pengelolaan ekor panjang dan habitatnya.
Tentunya monyet-monyet ini tidak mengenal wilayah administratif, batas
kawasan, tanpa pengertian dan kebersamaan dalam memikirkan masalah ini,
bukan tidak mungkin konflik yang terjadi antara manusia dan monyet ini
akan semakin parah. Mudah-mudahan ini menjadi renungan akhir tahun bagi
kita semua, penyayang monyet ekor panjang indonesia.
Komentar