“Rangefinder-Pengukur jarak digital”



Pada tulisan terdahulu, saya pernah menulis tentang senjata ampuh tanpa tanding yakni “Binocular”, pada kesempatan ini saya akan senjata yang lain lagi yang saya gunakan dalam penelitian primata di Gunung Slamet Jawa Tengah-“Jantung Pulau Jawa”. Sejata ini juga masih termasuk alat optic juga, masih ada prinsip prinsip kerja binokuler dalam alat ini.

Saat ini, penggunaan teknologi terbaru dan canggih memang sangat membantu dalam penelitian satwaliar dan managementnya. Penggunaan alat memang sangat diterkait dengan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dalam suatu penelitian. 3 tahun terakhir ini, penelitian di gunung Slamet masih terkait dengan estimasi populasi Rekrekan yang ada disana. Penelitian ini menggunakan metode “line transect” . Untuk metode penelitian munkin akan kita bahas tersendiri nanti. Beberapa metode analisis data yang sering digunakan dalam line transek adalah jarak antara pengamat dengan satwa (Observer to animal distance) atau jarak tegak lurus antara jalur pengamatan dengan satwa, (Transect to animal distance). Kemudian untuk memperoleh jarak tegak lurus biasanya digunakan rumus-rumus trigonometri. Sehingga keakuratan dan ketelitian juga akan tergantung dari hasil pengukuran jarak ini.

Beberapa tahun yang lalu penelitian dengan menggunakan sampling jarak ini sering kali dilakukan dengan menggunakan pita meter atau tali statis yang telah diberi ukuran. Bahkan seringkali pengukuran jarak ini dilakukan dengan estimasi jarak antara mata dan obyek secara langsung, atau yang dikenal dengan metode “okuler“, hal ini sebenarnya hanya boleh dilakukan oleh pengamat yang berpengalaman. Bisa dibayangkan betapa ‚repotnya ketika kita menjumpai satwa dan saat itu juga kita harus mengukur jarak menggunakan pita meter, atau tali statis, akan sangat membutuhkan waktu dan menguras tenaga jika topografi bergunung. Belum lagi sifat satwa yang kita teliti pasti sangat takut dengan keberadaan kita,dan lari menghindar atau bersembunyi.

Namun saat ini kendala ini telah teratasi dengan sebuah alat, yang disebut “Rangefinder“. Rangefinder adalah alat untuk mengukur jarak antara pengamat dengan target atau obyek yang di amati. Ada beberapa metode kerja rangefinder, ada yang berdasarkan sonar, laser, ataupun radar. Contoh aplikasi rangefinder ini juga ada pada camera single lens reflect (SLR).

Dua alat pengukur jarak yang digunakan dalam penelitian primata di Gunung slamet adalah Bushnell yardage pro 500 dan Nikon laser 500 (lihat foto). Aplikasi alat ini sebenarnya berawal dari kalangan militer namun sekarang sudah banyak di aplikasikan ke masyarakat umum. Seperti Nikon laser 500 ini sebenarnya banyak di gunakan di olahraga golf, sementar bushnell yardage pro 500 banyak digunakan di olahraga berburu (wildlife game).

Prinsip kerja laser rangefinder ini adalah adanya sinar laser yang di pancarkan oleh alat ini ke obyek, dan waktu obyek memantulkan sinar ini kembali ke rangefinder yang akan di hitung untuk mengetahui jarak ke obyek yang di tampilkan di layar. Alat ini menggunakan tenaga batrey 9 volt untuk Bushnell dan 3 volt untuk Nikon laser. Prinsip kerja laser rangefinder dapat dilihat di website ini: http://www.opticsplanet.net/200500.html

Aplikasi alat-alat ini selama penelitian di gunung slamet antara lain untuk mengukur jarak datar antara pengamat dan primata yang di amati, yang ke dua untuk mengukur tinggi tajuk pohon, untuk tujuan yang kedua kadang-kadang agak menyulitkan, karena munkin tajuk yang rapat dan daun memiliki kemampuan memantulkan laser yang lemah.

Sebagai komparasi kedua alat ini secara umum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Bushnell menawarkan design yang “wild“ dan memang di design untuk “wildlife game“ dan menawarkan fitur atau mode pengukuran ada mode untuk di waktu normal, hujan dan juga untuk obyek yang bergerak. Perbedaan mode-mode ini ternyata tidak terasa ketika di coba di lapangan. Konsumsi Batrey 9 volt di busnelll ini ternyata cukup boros. Pengalaman kami di lapangan batrey 9 volt ini habis dalam jangka waktu kurang dari 1 minggu (dengan catatan di gunakan setiap hari, dan ketika batrey tidak di lepas ketika tidak dipakai). Lensa monokuler dengan perbesaran 6x cukup untuk mendeteksi obyek hingga 1000 meter.

Nikon laser 500, dengan design yang compact yang masuk di saku baju atau celana memang sangat sesuai untuk di lapangan. Nikon membuat alat ini untuk digunakan dalam olahraga golf. Sehingga akan lebih mudah menemukan atau membeli alat-alat ini di toko-toko asesoris golf dari pada di toko-toko alat survey. Satu pilihan mode untuk mengukur jarak, ternyata cocok untu dalam berbagai kondisi, baik hujan, ataupun satwa yang bergerak. Namun kemampuan alat dalam mengukur jarak adalah maksimal kuranglebih 500 meter dan jarak terdekat 11 meter. Batrey 3 volt yang digunakan ternyata bisa bertahan lebih dari 2 minggu, ini tentunya sangat menunjang efisiensi biaya penelitian kita. Untuk detaill informasi Nikon 500 rangefinder bisa dilihat di sini : http://www.dealtime.com/xPF-Nikon-7431-LaserCaddy-500G

Sebagai penutup, alat-alat optis ini sangat rentan sekali terhadap penggunaan yang “sembarangan“, iklim tropis,hujan, benturan, adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat ini ketika tidak digunakan. Satu hal lagi karena alat ini berdasarkan rangkaian elektronik, maka jangan sampai salah pasang batrey. Batrey yang tidak tepat bisa mengakibatkan arus pendek atau korsleting, dan akan merusak sistem elektronik leser alat ini. Sekian dan terimakasih (Wawan2007).


Komentar

Silmina mengatakan…
kalo rangefinder ini bisa di pake dala kondisi gelap ngga??
Wawan (Arif Setiawan) mengatakan…
nggak bisa, karena prinsip kerja alat ini menggunakan pantulan cahaya, kalo semakin sedikit cahaya akan sulit juga untuk menentukan jaraknya.

Postingan Populer