Taman monyet Araisyiama Kyoto

Field trip selama mengikuti kongres IPS ke 23 di Kyoto adalah kesalah satu tempat wisata yang cukup terkenal di kawasan barat Kyoto, yaitu Araisyiama monkey park. Di kawasan pegunungan ini merupakan salah satu habitat alami dari monyet endemik jepang (Macaca fuscata).
Hanya ada satu jenis primata di Jepang, dan inilah jenis primata yang distribusinya terletak di belahan bumi paling utara. Monyet-monyet disinilah yang mengalami perubahan cuaca yang ekstrim dari yang panas sampai ke musim dingin bersalju. Taman monyet ini sudah ada sejak tahun 1950an dan mulai saat itulah juga penelitian sebagai dasar pengelolaan monyet di kawasan yang berada di lokasi wisata ini juga dimulai oleh ahli-ahli primata Jepang dan bahkan peneliti-peneliti dari luar jepang.
Keberadaan monyet di lokasi wisata adalah sudah hal yang banyak di jumpai di tempat-tempat di Indonesia.Namun satu hal yang menjadi pelajaran dari Araisyama monkey park ini adalah bagaimana pengelolaan monyet-monyet ini di kelolola untuk tujuan atraksi wisata di tengah budaya tua Kyoto . Dasar penelitian yang kuat, didukung financial dan management yang baik menjadikan taman monyet ini sebagai tempat wisata minat khusus sekaligus research station. Meskipun taman monyet ini ramai pengunjung namun monyet-monyet disini sepertinya tidak agresif terhadap pengunjung, tidak merebut makanan ataupun barang-barang pengunjung. Pengunjung juga sesekali berinteraksi dengan monyet dengan aturan yang jelas. Peraturan-peraturan tidak boleh menggoda monyet, dilarang menunjukkan makanan di pasang sepanjang jalan menuju taman. Di puncak bukit ada suatu taman yang kurang lebih 20 x15 meter, terdapat feeding ground dan menjadi pusat dari wisata di taman monyet ini, ada satu ruangan khusus yang di design terbuka dengan pagar kawat agar pengunjung dapat berinteraksi dengan monyet secara langsung, dan ruangan ini juga berguna sebagai tempat pendidikan bagi anak-anak ataupun pengunjung lainnya. Interaksi pengunjung dengan monyet untuk member makan juga ada aturannya bagaimana memberi makan yang baik bagi monyet (lihat foto). Konflik antara pengunjung dengan monyet sepertinya minim terjadi disini,dan pedagang souvenir juga di atur sedemikian rupa juga tidak menimbulkan konflik. Kontrol populasi di lokasi ini juga dilakukan dengan KB, yang diberikan lewat makanan monyet. Jenis-jenis makanan yang di perbolehkan untuk di berikan oleh pengunjung juga di atur dan di sediakan oleh pengelola.
Sangat bermanfaat mungkin bagi kita yang concern untuk primate tourism seperti di Indonesia mungkin untuk belajar tentang mengelola wisata berbasis monyet ini. Banyak tempat di Indonesia yang menggunakan monyet sebagai point interest dari suatu wisata, permasalahan yang terjadi juga hampir sama, monyet yang agresif, bahkan terlalu agresif menyerang sampai akhirnya konflik antara monyet dengan pengunjung ataupun dengan pedagang di sekitar obyek wisata. Hubungan yang saling menguntungkan antara monyet manusia dan lingkungan dapat di kelola dengan penuh kesadaran manusia sebagai salah satu komponen yang paling penting disini, dapat meneliti, mengatur, mendidik, memanfaatkan dan juga melestarikannya.

Komentar

Postingan Populer