Drone untuk Monyet "Dronyet"

habitat primata di Gunung Lawu
 Foto dengan “seribu bahasa” tetap saja menjadi hal baru, meskipun sudah sejak lama telah menggunakan fotografi sebagai tools untuk menyampaikan sebuah pesan. Dengan berbagai sudut pandang tentu akan mempunyai makna yang berbeda, interpretasi yang sederhana namun penuh arti dapat di sampaikan melalui sebuah bingkai foto. Foto udara, kini menjadi hal yang lebih mudah dilakukan bagi setiap orang, dengan adanya teknologi pesawat tanpa awak atau pesawat yang dikendalikan jarak jauh. Salah satunya adalah “drone”, silahkan googling sendiri sejarah awal mula drone ini, dan kali ini saya dan tim swaraOwa mencoba menggunakan alat ini untuk membantu menyampaikan pesan pelestarian primata endemik jawa, untuk mengambil foto dari udara.

Peralatan baru ini terdiri dari pesawat baling-baling empat, remote control, dan smartphone. Ketiganya ini di rangkai sedemikian rupa menjadi semacam robot yang di perintah untuk pergi terbang, mengumpulkan misi berupa gambar,atau video, dan kembali pulang membawa hasil yang diperoleh selama terbang. Pengendali atau “pilot” adalah the man behind machine, yang harus dilatih kemampuan membaca situasi lapangan. Semakin banyak jam terbang semakin kuat kemampuan menganalisa kondisi lapangan. Pesawat dengan batrey dan kendali jarak jauh, memilki waktu terbang yang sangat terbatas, kurang lebih 20 menit. Jam terbang pilot juga sangat di butuhkan untuk efektifitas waktu dalam hitungan detik kadang angin berubah dan bertiup kencang, keputusan harus segera di ambil jangan sampai membahayakan pesawat dan lingkungan sekitar apabila crash Jalur terbang, sangat peting di tentukan terlebih dahulu, terlebih untuk area yang rapat vegetasi pohonnya. 


Ds. Tlogohendro, kampung disekitar habitat Owa, Petungkriyono, Pekalongan
Take off, hovering, turning, naik- turun harus di kuasai dengan baik, untuk karena harus koordinasi gerak jari di remote control, melihat pesawat dan juga melihat monitor. Karena yang kita ambil adalah foto, dasar-dasar fotografi setidaknya telah kita kuasai, “exposure” gelap- terang akan cepat berubah apabila pesawat dengan kamera kita terus bergerak. Pilot dalam hal ini selain harus mengendalikan pesawat juga harus mengambil foto. Ada beberapa pilihan foto yang harus di sesuaikan terlebih dahulu sebelum terbang.

Melihat habitat, hutan monyet dari udara sepertinya sangat jarang di peroleh, karena biasanya kita on the ground,dengan pesawat tanpa awak ini punya perpektif lain dalam menganalisis habitat, misalnya tutupan hutan, bentang lahan, monitoring perambahan habitat dan jenis-jenis pohon. Pohon dengan tajuknya mempunyai karakter warna yang berbeda, dan hal ini sangat membantu untuk analisis vegetasi. Tutupan kanopi yang saling tumpang tindih dan gap antar tajuk terlihat jelas dari foto udara. Masih banyak hal yang bisa di optimalkan fungsi dari drone untuk konservasi primata, membantu upaya pelestarian hutan.


Komentar

Postingan Populer