Siripok Bilou #2
Sungguh Bilou mentawai inilah yang menjadi motivasi utama perjalanan kali ini,Bilou adalah nama sebutan untuk jenis primata yang berada di Kep.Mentawai. Bilou adalah sejenis kera kecil yang kalau di Jawa biasa di sebut Owa, Kalau di Kalimantan disebut Kelaweit dan Kalau Sumatera orang menyebut Siamang. Nama ilmiahnya adalah Hylobates klossii, bahasa inggris umumnya Kloss’s gibbon, Mentawai gibbon ada juga yang menyebut dwarf gibbon, nama indonesianya lebih di kenal dengan nama Siamang Kerdil.
Bilou secara morphologi hampir mirip siamang dari Sumatera, karena warna bulunya Hitam hanya posturnya lebih kecil daripada siamang, dan tidak mempunyai kantung suara dileher seperti siamang.Seperti kebanyakan jenis owa, Bilou mempunyai perilaku yang sama, dimana setiap pagi akan bersuara (morning call) jantan biasanya bersuara ketika hari masih gelap (jam 3 pagi sampai menjelang matahari terbit) dan betina baru bersuara ketika matahari sudah terbit dan biasaya mempunyai panggilan keras (great call) yang khas. Keberadaan Bilou ini telah mengundang banyak orang juga untuk tertarik meneliti lebih lanjut ekologi, perilakunya. Menurut para ahli primata Siamang kerdil mentawai ini memiliki suara yang paling indah di antara jenis-jenis owa di seluruh dunia.
Secara biologis, setiap 2 atau 3 tahun betina bilou dewasa melahirkan satu anak, dimana waktu hamilnya sekitar 7 bulan, dan bayi akan disapih pada usia kurang lebih 2 setengah tahun. Dan menjadi dewasa sekitar usia 7 tahun. Umur Bilou yang pernah tercatat di kebun binatang bisa mencapai 40 tahun dan di alam mungkin bervariasi. Bisa dikatakan juga jenis owa ini adalah monogamy, karena hanya kawin dengan 1 pasangannya. Makanan utamany adalah buah-buahan hutan, kadang juga daun muda, bunga, dan serangga kecil. Lebih banyak menggunakan ruang di hutan di atas pohon-pohon, tangannya yang lebih panjang daripada tubuhnya adalah alat pergerakan utamanya, untuk berayun dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya.
Bilou adalah kera kecil endemic mentawai tidak di jumpai di tempat lain sebagai habitat aslinya, di hutan-hutan di Kep.Mentawai, Siberut, Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sipora. Badan konservasi alam dunia (IUCN) mengkategorikan sebagai primata yang terancam (Endangered), dan merupakan binatang dilindungi di Indonesia.
Berbicara mengenai Kep.Mentawai menurut saya tidak bisa di lepaskan dari keberadaan jenis-jenis primatanya, termasuk Bilou ini. Karena memang sudah sejak dahulu kala budaya masyarkat mentawai ini terkait langsung dengan keberadaan hutan dan primatanya. Ke unikan species ini yang berbeda dari species owa lain di tempat lain adalah nilai penting tersendiri yang tidak di miliki tempat-tempat lain di Indonesia, secara ilmiah, pendidikan, dan wisata. Mungkin masih banyak nilai-nilai penting lainnya yang perlu di kaji terkait dengan keberadaan species unik ini di Kep.Mentawai.
Berikut ini adalah sumber-sumber di Internet yang terkait tentang Bilou.
1. http://www.iucnredlist.og.
2. http://www.arkive.org
3. Perkiraan populasi Bilou di Kep.mentawai,bisa dilihat di link ini.
4. Buku panduan lapangan primata Indonesia.
5. Penelitian tentang ekologi perilaku bersuara Bilou
6. Informasi lengkap tentang Bilou dan jenis owalainnya di dunia
Bilou secara morphologi hampir mirip siamang dari Sumatera, karena warna bulunya Hitam hanya posturnya lebih kecil daripada siamang, dan tidak mempunyai kantung suara dileher seperti siamang.Seperti kebanyakan jenis owa, Bilou mempunyai perilaku yang sama, dimana setiap pagi akan bersuara (morning call) jantan biasanya bersuara ketika hari masih gelap (jam 3 pagi sampai menjelang matahari terbit) dan betina baru bersuara ketika matahari sudah terbit dan biasaya mempunyai panggilan keras (great call) yang khas. Keberadaan Bilou ini telah mengundang banyak orang juga untuk tertarik meneliti lebih lanjut ekologi, perilakunya. Menurut para ahli primata Siamang kerdil mentawai ini memiliki suara yang paling indah di antara jenis-jenis owa di seluruh dunia.
Secara biologis, setiap 2 atau 3 tahun betina bilou dewasa melahirkan satu anak, dimana waktu hamilnya sekitar 7 bulan, dan bayi akan disapih pada usia kurang lebih 2 setengah tahun. Dan menjadi dewasa sekitar usia 7 tahun. Umur Bilou yang pernah tercatat di kebun binatang bisa mencapai 40 tahun dan di alam mungkin bervariasi. Bisa dikatakan juga jenis owa ini adalah monogamy, karena hanya kawin dengan 1 pasangannya. Makanan utamany adalah buah-buahan hutan, kadang juga daun muda, bunga, dan serangga kecil. Lebih banyak menggunakan ruang di hutan di atas pohon-pohon, tangannya yang lebih panjang daripada tubuhnya adalah alat pergerakan utamanya, untuk berayun dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya.
Bilou adalah kera kecil endemic mentawai tidak di jumpai di tempat lain sebagai habitat aslinya, di hutan-hutan di Kep.Mentawai, Siberut, Pagai Utara, Pagai Selatan dan Sipora. Badan konservasi alam dunia (IUCN) mengkategorikan sebagai primata yang terancam (Endangered), dan merupakan binatang dilindungi di Indonesia.
Berbicara mengenai Kep.Mentawai menurut saya tidak bisa di lepaskan dari keberadaan jenis-jenis primatanya, termasuk Bilou ini. Karena memang sudah sejak dahulu kala budaya masyarkat mentawai ini terkait langsung dengan keberadaan hutan dan primatanya. Ke unikan species ini yang berbeda dari species owa lain di tempat lain adalah nilai penting tersendiri yang tidak di miliki tempat-tempat lain di Indonesia, secara ilmiah, pendidikan, dan wisata. Mungkin masih banyak nilai-nilai penting lainnya yang perlu di kaji terkait dengan keberadaan species unik ini di Kep.Mentawai.
Berikut ini adalah sumber-sumber di Internet yang terkait tentang Bilou.
1. http://www.iucnredlist.og.
2. http://www.arkive.org
3. Perkiraan populasi Bilou di Kep.mentawai,bisa dilihat di link ini.
4. Buku panduan lapangan primata Indonesia.
5. Penelitian tentang ekologi perilaku bersuara Bilou
6. Informasi lengkap tentang Bilou dan jenis owalainnya di dunia
Komentar